Wednesday, December 21, 2011

Pamenan Anak Nagari atau Game Online??????




Budaya minangkabau terus digerus oleh budaya-budaya impor, fenomena ini tidak saja terjadi diperkotaan tetapi mereka yang tinggal dipelosok nagari juga ikut dipengaruhi oleh permainan impor.
Banyak kota maupun kabupaten di ranah minang yang tidak merawat kearifan local. Ini terbukti dengan maraknya gempuran permainan modern seperti play station, game online di internet serta handphone, bahkan menghabiskan waktu didepan televisi untuk menonton.

Pada zaman dahulu begitu banyak permainan anak nagari yang menggambarkan filosofi hidup orang minang kabau seperti Sipak Rago, Ulu Ambek, Alang-alang (Darek dan Pasisia), Randai (Silek), Buru Babi, Pacu Jawi, Adu Kabau, Pacu Itiak, Pacu Kudo, Basijobang, Salawat Dulang, Bagurau (Saluang), Batombe, Adu Ayam, Lukah Gilo, Adu Baruak, Palabak, Gandang-gandang, Main Congkak, Mamanjek Batang Pinang, Adu Balam, Adu Jawi, Patok Lele, Slaju Sampan, Tumbuak Lasuang, Dabuih,  Barabuik-rabuik 

karambia 5 buah, Antak-antak aia, Ratik tabajuah/ratik sabatang mambantai, Mariam batuang, Simancik, Mambuek dan main oto-otoan dari batuang dan dari potongan palapah karambia mudo, Maluncua jo palapah karambia atau pelepah pinang dari kelandaian bukik, Gasiang, Mancari lundi, Cak bur, Main kelereng, Main kajai, Main Dama, Tikuak anam, Barabab, Basaluang, Manciang, Sepak tekong, Main galah, Main suruk-surukan/ Cirik Mancik, Semba lakon, Kudo kepang,  Engrang, Tamtam Tabuku, Gasiang dari tutuik limun/boto, Pacu anjiang dan sebagainya.


Permainan tersebut masih ada sampai sekarang, tetapi sudah jarang tampak. Kalaupun ada itu hanya dipakai untuk mengisi suatu event seperti perayaan kemerdekaan, idul fitri, idul adha dan sebagainya. Padahal dahulu pamenan (permainan) anak nagari itu dahulu dimainkan dan dilakoni secara spontan serta mengisi waktu senggang.

Begitulah fakta yang kita saksikan hari ini. Pamenan (permainan) tradisional yang mengajarkan sikap mental tampak kian makin samar, tergantikan oleh permainan-permainan dengan sentuhan teknologi. Apalagi yang namanya GAME ONLINE.  Padahal permainan anak nagari ini apabila dikembangkan mampu menjadi cirikhas kita sebagai orang yang lahir, hidup, serta tumbuh dan berkembang diranah minang dan menjadi asset pariwisata yang menggiurkan.

Kita harus banyak belajar dari Bali yang mampu mempertahankan kearifan local tanpa terpengaruh banyaknya wisatawan asing yang dating ketempat itu. Justru cirikhas traditional inilah yang menjadi unik yang dapat menarik wisatawan baik domestic maupun asing. (Dara Purnama / 0810862014)

No comments:

Post a Comment